Pada dasarnya anggaran atau budget adalah daftar dari rencana
pendapatan dan pengeluaran dalam jangka waktu tertentu. Kebanyakan orang
mempersiapkannya secara bulanan atau pada waktu tertentu. Anggaran adalah alat
atau cara yang sangat berguna karena dapat membantu Kamu memprioritaskan pembelian
dan meraih tujuan keuanganmu. Membuat anggaran dengan terencana dapat memberimu
keuangan yang transparan dan juga menurunkan tingkat stress karena
menghilangkan keterkejutan jika sewaktu-waktu terjadi pengeluaran yang
mendadak.
Atur Tujuanmu
1. Identifikasi
tujuan keuanganmu
Bagian dari pengaturan uangmu bukan hanya melindungi
pengeluaranmu sekarang, tapi juga membayar semua hutang dan menyimpannya untuk
masa depan. Jika Kamu tidak belajar mengontrol dirimu dan bagaimana agar dapat
mengatur keuanganmu, maka Kamu akan membutuhkan orang lain agar mengaturkannya
untukmu. Daripada bergantung pada orang lain, ambil langkah pertama dalam
perencanaan anggaran dengan mengatur kenyataan, tujuan yang spesifik.
2. Setiap tujuan keuangan harus SMART: Spesific
(Detail), Measurable (Terukur), Achievable (Terjangkau), Relevant (Sesuai), dan
Time Framed (Terukur Waktu).
· Pisahkan tujuan keuanganmu dalam jangka waktu
pendek, medium dan lama.
· Contoh, Kamu ingin melakukan down payment atau tanda jadi pembelian
mobil sejumlah Rp 54.000.000,- setelah lulus kuliah selama tiga tahun. Maka
kamu mempunyai waktu selama 36 bulan untuk menabung. Untuk itu, Kamu harus
menabung sebanyak Rp 1.500.000,- per bulan (Rp 54.000.000,- ÷ 36 bulan = Rp
1.500.000,- per bulan).
· Tujuan ini terperinci. Kamu menabung untuk
membeli mobil.
· Tujuan ini terukur. Kamu tau Kamu ingin menabung
sejumlah Rp 54.000.000,-.
· Tujuan ini terjangkau. Kamu tau Kamu butuh Rp
1.500.000,- per bulan untuk ditabung.
· Tujuan ini sesuai. Kamu akan membutuhkan sebuah
mobil.
· Tujuan ini terukur waktu. Kamu membutuhkan waktu
36 bulan untuk menabung.
3. Menabung untuk rumah.
Jika berencana memiliki sebuah rumah suatu saat di masa
depan, Kamu harus mulai menabung dari sekarang. Bank tidak akan memberikan
pinjaman tanpa tanda jadi (down payment).
Kamu tidak bisa meminjam untuk melakukan down
payment (DP). Kamu harus memilikinya dengan menabung. Kamu akan membutuhkan
setidaknya 5 persen dari nilai harga rumah untuk DP. Sebagai tambahan, akan
baik untukmu jika menyimpan tambahan 5 persen lagi agar dapat mengatasi
pengeluaran tambahan saat membeli sebuah rumah, seperti harga penutupan dan
pengeluaran renovasi. Artinya Kamu harus menabung 10 persen dari harga rumah
yang ingin Kamu beli.
· Contohnya, jika Kamu ingin membeli sebuah rumah
dengan harga Rp 260.000.000,- maka Kamu harus menabung Rp 26.000.000,- (Rp
260.000.000,- × 10% = Rp 26.000.000,-).
4. Membeli mobil.
Untuk mendapatkan pinjaman pembelian mobil dengan bunga
tertentu, Kamu harus membayar DP-nya. Ingatlah, setiap pinjamanmu untuk
pembelian harus dikembalikan dengan bunga. Jadi iklan mobil yang menjanjikan
pembelian tanpa DP tidak akan membantumu. Kamu tetap harus membayar jumlah
harga, ditambah bunga, dan Kamu akan mendapat bunga yang lebih tinggi
dibandingkan jika membayar DP pertama kali. Bayar sebesar mungkin DP mobil jika
memungkinkan, dan pertimbangkan untuk membeli mobil bekas yang masih bagus.
5. Persiapkan biaya tak terduga.
Meskipun terdengar agak sepeleh, sebelum Kamu mulai
membayar kartu kreditmu, simpanlah untuk biaya darurat. Kebanyakan orang punya
setidaknya satu pengeluaran tak terduga setiap tahun. Jika Kamu tetap
menggunakan kartu kreditmu untuk menutupi biaya darurat, maka Kamu tidak akan
pernah bisa melunasinya. Mulailah dengan menyimpan setidaknya Rp 13.000.000,-
di biaya daruratmu. Berikutnya, ketika lebih banyak, bunga pinjaman sudah
lunas, Kamu dapat memulai mempersiapkan biaya darurat yang lebih banyak.
6. Keluar dari hutang.
Satu dari tujuan keuanganmu haruslah melunasi kartu
kreditmu. Saat Kamu sudah punya biaya darurat, buatlah rencana untuk melunasi
bunga pinjamanmu. Rencanakan untuk membayar lebih dari tagihan bulanan. Bahkan
penambahan Rp 500.000,- per bulan akan membantu. Dan juga, rencanakan untuk
mengurangi pembelanjaanmu. Pikirkan perbedaan antara kebutuhanmu dan keinginanmu,
dan kurangi pembelanjaanmu hingga Kamu keluar dari hutang.
7. Bayar untuk pengeluaran sehari-hari.
Rencanakan untuk menutupi seluruh biaya hidupmu dengan
pembayaran tunai. Hal ini bisa membuatmu melakukan peminjaman lagi untuk
membayar peminjaman lainnya atau untuk biaya liburan. Tapi lebih baik
menghindari hutang tak berujung. Tabung pengeluaran tersebut agar kamu tidak
perlu menambah jumlah hutangmu. Pengeluaran sehari-hari termasuk biaya sewa
rumah/kontrak, listrik dan air, makanan, transportasi, pajak, servis kendaraan,
perbaikan rumah, hadiah dan liburan.
8. Dapatkan asuransi.
Asuransi dapat mengganti porsi pembayaran jika Kamu terluka
atau sakit dan tidak bisa kerja. Asuransi hidup dapat membantu orang yang Kamu
cintai untuk menutup pengeluaran jika Kamu meninggal. Hal ini memberi mereka
keamanan keuangan dari kehilangan pendapatanmu. Tidak ada yang menyukai
kemungkinan dari kejadian yang tidak baik ini. Namun, perencanaan tanggung
jawab keuangan melibatkan persiapan yang tidak terduga.
9. Memberi kembali.
Banyak atau tidak keuanganmu, pertimbangkanlah untuk beramal
kedalam tujuan keuanganmu. Biasanya, orang terinspirasi untuk mendonasikan uang
mereka sebanyak 3 hingga 10 persen dari pendapatan untuk masjid atau bentuk
amalan lainnya. Seberapapun besar keinginanmu untuk berdonasi, memberi tetap
harus membutuhkan perencanaan.
· Pertama, pisahkan biaya bulanan dan sebanyak apa
Kamu ingin simpan. Setelah biaya kebutuhanmu sudah diperinci, Kamu bisa
pisahkan seberapa banyak yang ingin kamu beri untuk beramal.
· Kamu dapat membuat donasi per bulan sesuai
pilihanmu.
· Gunakan alat penghitung untuk menganalisa
pendapatanmu dan seberapa banyak Kamu dapat memberi.
Source: www.wikihow.com/Prepare-a-Budget
Tidak ada komentar:
Posting Komentar